Penyuluhan Pengolahan Lahan Pada Kelompok Wanita Tani Permata Bersemi, Banjarbaru
Artikel, Kegiatan Program StudiKelompok Wanita Tani (KWT) Permata Bersemi merupakan kelompok ibu-ibu rumah tangga yang berlokasi di Sungai Ulin yang secara bersama-sama mengolah lahan kosong di komplek tersebut untuk ditanami sayuran guna keperluan rumah tangga sendiri. Namun, kegiatan pengolahan lahan kosong yang dilakukan belum maksimal. Lahan belum tertata dengan baik dan belum terintegrasi dengan kegiatan lain seperti memberikan pupuk organik yang berasal dari limbah pertanian dan penggunaan ecoenzim.
Melalui Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) Universitas Lambung Mangkurat, tim dosen yang terdiri dari Prof. Sunardi, S.Si., M.Sc., Ph.D ; Prof. Dr. Abdullah, S.Si., M.Si; dan Rizki Fitria, M.Si melakukan kegiatan pengabdian masyarakat kepada KWT Permata Bersemi terkait pengolahan lahan dan sistem pemeliharaan tanaman.
Kegiatan dilakukan di kediaman salah satu anggota KWT yang berlokasi di Komplek Permata Bersemi pada tanggal 30 Juli 2023. Kegiatan diikuti oleh 19 orang anggota KWT dengan beragam latar belakang. Pada kegiatan tersebut dilaksanakan penyuluhan mengenai:
- Pengolahan lahan secara permaculture.
Kegiatan pengolahan lahan yang selama ini dilakukan oleh anggota KWT belum maksimal dikarenakan tidak adanya penataan tanaman pada lahan garapan. Selain itu, terdapat beberapa tanaman yang mati atau tidak tumbuh dikarenakan tanah kurang subur. Melalui penyuluhan ini, ibu-ibu KWT diperkenalkan dengan sistem tanam permaculture. Melalui sistem ini, lahan akan menjadi lebih tertata.
2. Pembuatan pupuk organik cair (POC) dengan metode ember tumpuk
Pada kegiatan penyuluhan ini juga dijelaskan mengenai pembuatan pupuk organik cair dengan metode ember tumpuk. Selama ini limbah sayuran dan buah busuk langsung dibuang, namun dengan pembuatan POC sistem ember tumpuk diharapkan limbah sayur dan buah busuk dapat dimanfaatkan menjadi hal yang lebih berguna. Anggota KWT diberi penjelasan mengenai manfaat POC serta cara membuatnya dengan sistem ember tumpuk. Alat yang diperlukan sangat sederhana dan diharapkan setiap rumah tangga mampu membuat minimal satu ember tumpuk. Tim PDWA juga memberikan 5 buah ember tumpuk kepada KWT Permata Bersemi.
3. Pembuatan ecoenzim
Sayur dan buah segar yang difermentasi dengan molase atau gula merah dapat menghasilkan ecoenzim yang memiliki banyak manfaar. Anggota KWT diberikan penyuluhan mengenai pembuatan ecoenzim ini dan manfaat yang diperoleh. Tim PDWA juga memberikan sebanyak 3 galon ecoenzim yang sedang dalam proses fermentasi kepada anggota KWT.
Ibu-ibu anggota KWT sangat antusias terhadap penyuluhan yang diberikan. Mereka sangat berharap dengan penyuluhan yang diberikan, lahan mereka semakin baik dan berkembang. Setelah dilakukan penyuluhan, kegiatan dilanjutkan dengan pengolahan lahan oleh ibu-ibu anggota KWT dibantu dengan mahasiswa yang mengikuti kegiatan PDWA. Terdiri dari enam orang mahasiswa Kimia atas nama Edwin Rif’at Nazari, Risma Rahmawati, Annisa Maulidina, Rafshel Haikal Mahafani, Khafifah Hayati, dan Desmalina Safitri. Lahan dibersihkan dan diolah menjadi sistem permaculture dan ditanam beragam variasi tanaman didalamnya.
Saat ini kegiatan pengolahan lahan sudah memasuki tahap akhir. Bedengan permaculture sudah terbentuk, tanah sudah diganti dengan tanah yang subur sehingga diharapkan tidak ada lagi tanaman yang mati. POC sudah dalam tahap yang bisa diambil dan dipergunakan untuk memupuk lahan, dan ecoenzim sedang dalam tahap fermentasi. Diharapkan tanaman yang telah ditanam dapat tumbuh subur dan ibu-ibu KWT dapat melanjutkan pemeliharaan tanaman tersebut dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh.